Menurutmu, menyiapkan lesson plan pada proses bermain anak usia dini itu keren? Sebuah pertanyaan ketika diskusi pendekatan holistik di Komunitas Charlotte Mason Indonesia ketika itu. Iya dong, pikirku saat itu. Dan aku tentu saja merasa insecure karena selama ini, anakku ketika usia dini tidak sekolah dan hanya bermain bebas tanpa perencanaan. Baiknya kita coba simak metode Charlotte Mason pada Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), kita akan paham dan menemukan apa yang seharuskan kita berikan pada anak usia dini.
Memahami Pendekatan Holistik ala Charlotte Mason
Sejatinya pendidikan itu bukan anak yang dijejali dengan pengetahuan bahkan jauh sebelum ia membutuhkan, tapi pendidikan yang membuat anak mengenal Tuhannya, diri sendiri dan sesama serta alam dimana ia tumbuh yang tujuannya memantik anak menebar kebaikan bagi semesta, agar menjadi manusia yang seutuhnya.
"Anak usia dini itu seperti sudah tahu agenda belajar mereka, bisa menyibukan diri sepanjang hari mengotak-atik apa saja yang ada di rumah atau alam sekitar, tanpa diarah-arahkan orang tua. Asal dibebaskan berkegiatan, cukup makan minum istirahat, ditemani dan dipeluk atau dibantu saat mereka membutuhkan, mereka akan tumbuh dengan bahagia. "
Ellen Kristi - Komunitas Charlotte Mason Indonesia
Sanduran dari " some prelimenary consideration (32)
Filosofi Metode Charlotte Mason (CM) pada Anak Usia Dini
Mengikuti webinar pendidikan anak usia dini menurut metode CM, menjadikan kepingan - kepingan tanda tanya besar di kepalaku mendapat jawaban. Bukan sekedar adanya lesson plan atau tidak, bukan sekedar bermain tersetruktur atau bebas tapi lebih dari itu, filosofi holistik pada pendidikan anak terutama periode enam tahun pertama.
Periode pertama pertumbuhan anak ini sangat krusial sebagai pijakan bagi masa yang akan datang. Pekembangan fisik maupun psikisnya, stimulasi raga maupun akal budinya (karakter) terbentuk di sini. Pertanyaan mengapa anak menjadi tidak suka membaca, anak menjadi kurang peduli, anak tak lagi kritis dan kratif ketika usia beranjak dewasa terjawab ketika mengikuti webinar ini.
Pada metode Charlotte Mason, tujuan pendidikan yang menjadikan anak cakap dan berpengetahuan serta sukses secara materi masih berupa tujuan rendah. Sementara harapan pada pendidikan anak yang bertujuan tinggi adalah menjadi anak yang memiliki pribadi luhur sesuai dengan tuntunan agama dan mampu mewujudkan visi Tuhan dalam penciptaan manusia.
Anak sebagai pribadi yang utuh
Filosofi CM anak bukan sekedar ranting yang bisa dibengkak-bengkokan, bukan kertas kosong untuk ditulisi tapi sejak lahir ia adalah pribadi yang utuh. Tuhan sudah menginstal kepribadian (personhood) sebuah fitur yang membuat seorang manusia menjadi manusia. Dan tiap anak juga istimewa karena dalam dirinya tersimpan potensi yang masih bersifat kemungkinan sampai ia tergali dan mendapat asupan untuk tumbuh menjadi nyata.Pendidikan yang respek pada kepribadian anak dengan pendekatan holistik metode Charlotte Mason memiliki 3 pendekatan atau instumen yaitu :
- Atmosfer /lingkungan
- Disiplin
- Ide-ide hidup
Instrumen pertama : Atmosfer
Anak tumbuh dan berkembang dari lingkungan alaminya selayaknya nafas dari udara sekitar. Agar mendapat atmosfer yang diharapkan, orang tua juga harus mendidik dirinya sendiri dulu dengan disiplin. Jadi, anak mendapatkan role model atau teladan dari lingkungannya.Ibaratnya ingin anak yang jujur orang tua juga harus jujur. Mengharapkan anak rajin ibadah maka orangtua juga harus rajin ibadah. Tidak hanya memerintah tanpa contoh atau teladan. Untuk itu sebagai orang tua harus tetap belajar, membaca, menjalankan hobi, pengajian, dekat dengan alam sehingga anak-anak melihat dan mengalami berada di atmosfer yang sama.
Intrumen kedua : Disiplin
Disiplin disini bukan disiplin yang berat ala-ala gitu. Tapi melatih kebiasaan baik dan terencana. Tidak perlu banyak kebiasaan yang dilatihkan pada anak usia dini, cukup 1-3 kebiasaan untuk anak usia dini tapi konsisten. Misal kebiasaan memperhatikan, kebiasaan patuh, berdoa dan beribadah sesuai dengan usianya.Instrumen ketiga : Ide-ide hidup
Setiap anak butuh ide-ide hidup, bukan teori. Karena akal budi anak selain butuh asupan yang bergizi untuk fisiknya juga nilai-nilai spiritual. Ide-ide hidup adalah ide yang menggugah anak untuk berpikir dan mengasah perasaan dengan kesadaran. Asupan ini bisa berupa :- Interaksi dengan alam
- Interaksi sosial
- Buku-buku yang memuat nilai hidup yang dibacakan
Penerapan Metode Charlotte Mason untuk anak usia PAUD
Jika kita pernah mendengar bahwa anak usia dini itu bak raja, maka relate dengan metode CM ini, yang dibutuhkan anak usia ini adalah rasa kasih sayang, kepercayaan dan ras aman sehingga ia bisa tumbuh tenang tanpa kebisingan dan kesibukan yang tidak prioritas seperti belajar, calistung, les ini itu, lomba-lomba bahkan workshop... Wow Paud ada workshop juga ya di era kekinian ini.
Karakteristik anak usia dini
- Membutuhkan atmosfer cinta dan pemeliharaan yaitu rasa aman dan percaya.Peliharalah rasa ingin tahunya yang tinggi, kebiasaan berinisiatif belajar dan cinta pengetahuan. Jangan disodor-sodori atau bergegas membuat anak belajar sesuatu yang ia belum membutuhkannya. Jangan memutuskan inisiatif belajarnya dengan memberi workseet yang orang tua setting.
- Berpikir kritis memahami kehidupan sekitarnya. Anak usia dini mengalami perkembangan otak yang pesat, anak berada dalam fase "paling sibuk isi kepalanya", mereka menautkan informasi, memahami diri dan emosi. Sayang sekali jika pada masa ini anak distraksi dengan hal-hal yang tidak penting.
- Pemahaman yang kongkret, belum saatnya memberikan sesuatu yang abstrak
- Belajar cepat, nggak aneh karena masa ini jalinan neuron berkembang pesat.
- Fondasi masa depan, 6 tahun pertama adalah penentu kehidupan anak selajutnya baik itu fisik, psikis, kesehatan, dan kebahagiaan.
- Kehendak dan pertimbangan moral yang belum terlatih, emosi belum stabil, belum jelas benar antara benar dan salah.
- Stimulasi segenap indra dan akal budi sedang bergejolak sehingga banyak tanya maka perlu asupan yang bergizi baik bagi jiwa maupun raganya.
- Fase meniru yang tinggi, kodrat belajar alami.
Atmosfer yang dibutuhkan berdasarkan karakteristik diatas adalah :
- Mengupayakan terjaminnya masa tumbuh dengan tenang bagi mereka
- Menerima kehidupan mereka sebagaimana adanya dan menjalaninya dengan tenang
- Perbanyak aktivitas di alam atau di luar ruangan dengan udara segar.
Prinsip pendidikan pada anak usia dini
Tidak ada pembelajaran akademis terstruktur seperti yang ada di sekolah-sekolah, ada buku dan jadwal belajar bahkan seragam. Usia dini belajar secara informal. Lesson plan perlu tidak, tergantung bagaimana penerapannya, jika kaku harus mengikuti lesson plan maka kebebasan belajar anak tak lagi alamiah.Tidak ada tekanan harus bisa ini dan itu, ada target-target tertentu yang menjadi beban bagi anak. Biarkan mereka menikmati masa tumbuh bebas dan bahagia.
Habit training, ide-ide hidup, pembelajaran informal harus sesuai dengan keinginan anak. Jadi meski kita sudah menyiapkan lesson plan tapi anak tidak berkeinginan bermain sesuai rencana kita ya sudah. Pernah kan ngalami yang kayak gini, rasanya malah garing tanpa makna baik bagi kita terlebih bagi anak.
Aktivitas atau bermain bebas tak tersetruktur/masterly inactifity, bermain bebas dimana orangtua menjadi pendamping yang pasif dan hanya bertindak ketika anak butuh bantuan, bertanya atau meminta petunjuk.
Aktivitas yang menjadi prioritas pada usia dini
Seperti yang sudah dijelaskan di atas, usia dini sudah tahu agenda belajar, bahkan semua aktivitasnya adalah belajar. Lihat saja ketika diberi panci mereka akan mengeksplorasi panci sedemikian rupa. Bermain di periode ini adalah belajar yang menyenangkan. Prioritas kegiatan yang bisa dilakukan antara lain:Pertama:
Ngobrol pada periode usia ini, anak-anak suka banget ngobrol dan banyak bertanya. Anak hanya perlu ditemani, dan direspon sebagimana kita ngobrol dengan para dewasa. Jangan ubah nada bicara kita kekanak-kanakan, biasa saja. Pentingnya ngobrol bagi anak adalah:
Kedua:
- Pondasi bernarasi, dasar akal budi mencerna bacaan
- Sebagai stimulasi verbal
- Ketika bermain di alam menjadi berani bertanya, berani bercerita
Kedua:
Buku dan dongeng, anak-anak harus memperoleh buku-buku pustaka yang inspiratif, diutamakan berupa living book yaitu buku yang bermuatan ide-ide berharga agar anak mampu merenung sehingga tergugah kesadarannya.
Ketiga:
Ketiga:
Aktivitas sehari-hari tanpa paksaan, anak bisa diajak melakukan ibadah harian sesuai dengan usianya dengan tujuan mengenalkan ibadah pada anak. Melakukan aktivitas di rumah seperti merapikan mainan, kamar atau pekerjaan lain sesuai usia.Tak kalah penting juga melatih kebiasaan baik seperti bangun pagi, gosok gigi teratur sebelum tidur, berdoa dan hal-hal kecil tapi penting untuk membangun kebiasaan. Jangan lupa buat jadwal atau rutinitas tapi harus tetap fleksibel misal jadwal makan, tidur, mandi, membacakan buku, atau jalan-jalan di alam.
Kempat:
Kempat:
Aktivitas belajar sesuai dengan keingintahuan anak. Jika anak ingin belajar calistung, boleh saja ta[i tidak lantas kita jadikan kesempatan dan kesempitan dengan membuat jadwal belajar calistung. Ah mumpung mau, gitu kan. Mengenalkan dan mengapresiasi seni budaya juga jadi prioritas agar menumbuhkan kepekaan pada jiwa anak.
Kelima:
Kelima:
Bermain bebas dengan segenap indera dan perbanyak ativitas di alam karena alam adalah rumah kita. Mengajak anak beraktivitas di alam baik untuk mendapatkan udara segar, mengasah rasa ingin tahu, menstimulasi seluruh indra dan menguatkan kehendak anak. Aktivitas di alam bisa berupa :
Merenungkan kembali arah dan model pendidikan anak-anak kita adalah tanda kita mencintai mereka. Cinta orangtua yang tumbuh ketika anak-anak itu diamanahkan pada kita, maka konsekuensi dari cinta itu adalah berusaha memberikan yang terbaik bagi mereka. Pendidikan yang selama ini kita lihat masih banyak kekurangan di sana-sini, hasilnya berupa manusia yang cerdas dalam pemikiran namun tak sedikit yang miskin moral.
Maka pendekatan holistik sangat penting agar anak-anak kita menjadi pribadi yang utuh, manusia yang berwatak luhur. Untuk anak usia dini hanya 6 tahun tapi pondasi banget bagi masa depan mereka. Jadi bukan sekedar dengan lesson plan atau tidak, bermain terstruktur atau tidak tapi pentingnya menciptakan atmosfer, disiplin, dan ide-ide hidup dalam perjalanan 6 tahun pertama.
- Out of door life, hidup di luar rumah seperti tracking, kemping atau aktivitas alam lainnya
- Bermain bebas tak tersetruktur
- Natural walk
- Natural study yang spontan, misal mengamati belalang, jangan ajak menghitung kaki hewan misalnya, coba hitung jumlah kaki belalang, ada berapa? Garing! So what? Lho kan dari sananya begitu. Tapi ajak anak berpikir yang beda biarkan mereka mengamati dan mendapat insight, misal melihat belalang melompat ketika akan ditangkap akan tumbuh pertanyaan mengapa? Inilah yang akhirnya nanti menumbuhkan kepedulian.
Penutup
Merenungkan kembali arah dan model pendidikan anak-anak kita adalah tanda kita mencintai mereka. Cinta orangtua yang tumbuh ketika anak-anak itu diamanahkan pada kita, maka konsekuensi dari cinta itu adalah berusaha memberikan yang terbaik bagi mereka. Pendidikan yang selama ini kita lihat masih banyak kekurangan di sana-sini, hasilnya berupa manusia yang cerdas dalam pemikiran namun tak sedikit yang miskin moral.
Maka pendekatan holistik sangat penting agar anak-anak kita menjadi pribadi yang utuh, manusia yang berwatak luhur. Untuk anak usia dini hanya 6 tahun tapi pondasi banget bagi masa depan mereka. Jadi bukan sekedar dengan lesson plan atau tidak, bermain terstruktur atau tidak tapi pentingnya menciptakan atmosfer, disiplin, dan ide-ide hidup dalam perjalanan 6 tahun pertama.
Sepakat sekali bahwa anak pribadi utuh. Jadi pendidikan pun harus holistik
BalasHapusSaya harus banyak belajar lagi. Makasih mba tami pencerahannya.
BalasHapusSepakat kak.. walau ku baru tau tentang metode cm hihi
BalasHapusAktivitas alam bisa menjadi salah satu yang menyenangkan, karena dalam aktivitas alam kita mendidik anak untuk bisa adventure, berpetualang, yang itu akan mengajarkan banyak hal
BalasHapusMasyaAlloh.. Materinya mantap, Kak Tami.. Saya selama ini selalu memaksa anak belajar fotmal. Padahal bermain mereka juga merupakan belajar yah.
BalasHapusDetail banget mbak, aku pernah juga ikut seminar Charlotte Mason ini, jadi refresh lagi ingatan aku hihi. Mkasih mba :)
BalasHapusNice reminder Kak
BalasHapusFitrahnya anak ingin mengekplor banyak hal selama haknya terpenuhi ya bu :)
BalasHapusPutri kedua saya kebetulan 6 tahun dan sepertinya terlihat sedang menikmati dunia masa kecilnya, apalagi jika sudah bersentuhan dengan mainan rumah-rumahan favoritnya. PR nih buat saya untuk belajar mendampingi dengan menciptakan atmosfer yang nyaman, belajar disiplin, dan juga menciptakan ide-ide yang luar biasa hidup.
BalasHapusTeori ini mengingatkan Bunda dengan buku Toto Chan. Kisah anak yang mengekspresikan belajar dengan caranya sendiri. Dengan didukung lingkungan yang kondusif, kemampuannya bisa melejit
BalasHapusNoted bund (menciptakan atmosfer yang nyaman, belajar disiplin, dan menciptakan ide-ide hidup) mendampingi tiga putri kecil harus terus belajar nih, dan seringnya masih garing wkwkwk kaya ngitung kaki belalang. Terimakasih untuk ulasannya bund, sangat bermanfaat. Beuntung suami sangat suka mengajak adventure, jadi anak-anak sering diajak menjelajah alam.
BalasHapusSaya masih ingat ucapan salah satu pemerhati anak usia dini (tapi lupa namanya ... He ) anak paud itu bukan harus pintar tapi gembira...
BalasHapusDan seprtinya tiga hal tadi, atmosfer, disiplin dan ide ide hidup memang harus diciptakan
Informasi yg sangat bermanfaat
Alhamdulillh dpt insight baru tentang metode CM ini. Jad makin semangat membersamai anak. Makin tau harus apa di usia <6 tahunnya ;) btw, betul bgt anak usia dini punya kebutuhan ngobrol yg sangat tinggi :') kadang kualahan jawabnya
BalasHapusTp hrs menanggapi ya bun wkwk
Sebuah ilmu baru untuk bekal mendidik anak di kelak kemudian hari. Terima kasih sharingnya Bunda Tami bagi saya yang awam pada dunia pendidikan anak usia dini, artikel ini membuka mata saya :)
BalasHapusAku makin semangat aware dengan anak-anak. Makin kesini makin tau harus apa di usia emasnya anak-anak.
BalasHapusAcaranya sangat bagus ini bagi kita sebagai orang tua atau calon orang tua. Kalau ada lagi kabari mb, biar bisa ikutanMau diajak kalau ada webinar lagi, BUn. Kabari ya, menarik
BalasHapusTernyata pendidikan anak usia dini belum perlu materi akademis ya mba. Tapi kenyataan di lapangan anak2 di usia segitu udah dikasih materi berat2
BalasHapus
BalasHapusAlhamdulillah bisa diterapkan ke si bontot nih, meski agak telat. Jazaakumullaah khoiron katsiero bun
masyaAllah mb, ilmu baru buat aku. sebelumnya aku insecure karena merasa malas jd ibu. ga bisa bikin ide main yang konsisten. ternyata its okay, yang penting anak tetap bermain sesuai keinginannya ya. makasih banyak mb sharingnya..
BalasHapusMenarik banget nih ilmunya... Cocok buat saya yang cinta anak-anak. Kalau ada webinar nya lagi, share ya bund...
BalasHapusMaasyaAllah, ambil buku, catat semua ilmu di artikel ini nih. Jazakillahu khair ilmunya Bunda Tami😘😘
BalasHapusMasyaAllah terimakasih rangkumannya mbak, saya bebeberapa kali ikut webinar tentang CM belum sekalipun sempat membuat catatan. Saya termasuk yang menyukai metode ini, dengan disesuaikan dengan kondisi dan situasi
BalasHapusWalaupun usia anak²ku sudah lewat, bukan PAUD tp yang masih bisa diadopsi adalah kita harus menjadi role model yg istimew untuk anak². Mksh mbak artikelnya bermanfaat bgt nih.
BalasHapusWoowww detil bin komplit banget, Mbak. Setuju banget anak ini pribadi utuh. Ikutan belajar ya Mbak
BalasHapus