Ketika cinta bertaut, lalu semesta merestui apalagi yang mesti ditunggu? Kala pintu sudah terbuka untuk merayakan cinta menjadi halal, pandemi yang melanda negeri ini bukan lagi penghalang.
Dan saat sebuah video diunggah pada whatsapp grup keluarga, sepupu paling bontot dalam keluarga besar kami mengirim sebuah undangan pernikahan. Nuansa bahagia langsung terasa, berbagai untaian doa terpanjat agar prosesi berjalan lancar dan pasangan halal meraih bahagia.
Kopi Randu Bibis Resto Yogyakarta besok akan menjadi saksi perayaan cinta mereka. Tentu kami semua sepupunya ingin bisa menghadirinya sebagaimana pernikahan Sepupu-sepupu lainnya. Tapi tentu saja tak bisa, pandemi belum usai, kita masih harus menjaga jarak dan menjauhi kerumunan.
Sebagai gantinya, keluarga akan mengikuti prosesi akad nikah dan perayaan sederhana melalui zoom. Bahagia bisa ikut menghadiri pernikahan keluarga meski secara online. Sesuatu yang sebelum masa pandemi tak pernah terbayangkan.
Pernikahan Sebelum Pandemi
Jika sebelumnya pernikahan merupakan momen bahagia yang layak untuk dirayakan dengan mengundang kaum kerabat, handai taulan dan teman-teman. Harapannya sebanyak mungkin undangan bisa datang untuk turut merasakan kebahagian dan memberi selamat serta doa.
Meski semua itu berbanding lurus dengan persiapan yang jauh-jauh hari dilakukan juga biaya yang tidak sedikit. Untuk acara sederhana saja setidaknya butuh Rp 15 juta. Bahkan untuk pesta besar-besaran bisa sampai ratusan juta. Sah-sah saja sih, sekali seumur hidup bakal tak terlupakan.
Justru disaat pandemi ini, pernikahan besar-besaran dengan biaya tinggi harus dipikir ulang. Karena seringkali pesta-pesta pernikahan ini menjadi cluster baru penularan covid19. Miris banget jika pengantin yang harusnya berbahagia, usai pesta malah terkapar sakit.
Pernikahan di Masa Pandemi
Meski momen sakral yang sangat dinanti sejak masih menjomblo, pernikahan di masa pandemi ini tidak bisa dilakukan sebagaimana sebelumnya. Tak jarang beberapa pasangan memilih menunda sampai wabah penyakit menghilang. Namun tak sedikit yang tetap melangsungkannya.
Tak bisa pesta tak jadi masalah, asal segera sah menjadi pasangan yang halal. Apalagi, proses penyelenggaraan pesta pernikahan di masa pandemi ini mulai diatur untuk memutus mata rantai penularan penyakit yang berasal dari virus seribu wajah ini.
Syarat menikah di Kantor Urusan Agama (KUA)
Diselenggarakan di Kantor Urusan Agama dengan ketentuan sebagai berikut :
Dalam satu ruangan tidak boleh lebih dari 10 orang
Calon pengantin dan orang tua atau keluarga yang hadir wajib membersihkan tangan dan menggunakan masker.
Petugas, wali nikah dan calon pengantin laki-laki menggunakan sarung tangan dan masker ketika ijab kabul
Syarat menikah di Rumah atau Rumah Ibadah
Jika pelaksanaan akad nikah dilakukan di rumah atau rumah ibadah atau di luar KUA maka ketentuannya sebagai berikut :
Harus dipastikan bahwa yang hadir dalam kondisi sehat dan negatif dari virus covid19. Pastinya harus ada pemeriksaan suhu dan rapid.
Membatasi jumlah peserta yang hadir pada acara tersebut 20% dari kapasitas ruangan dan tidak boleh lebih dari 30 orang dalam satu ruangan.
Prosesi pernikahan dilakukan dalam waktu yang seefisien mungkin.
Merayakan Cinta Dengan Sederhana
Apapun itu selayaknya peristiwa ini tak berkurang makna. Meski sederhana dan tak bisa dihadiri oleh orang ramai. Justru kreativitas membuat acara yang unik dan layak dikenang menjadi tantangan tersendiri. Nah berikut ini beberapa model pernikahan yang bisa dilakukan di masa pandemi ini.
Melakukan Live Streaming
Pembatasan jumlah undangan bukan halangan untuk menyiarkan pesta pernikahan. Hakikatnya pernikahan itu diumumkan jadi tidak mesti dengan mengundang orang untuk hadir tapi calon pengantin bisa hadir untuk undangan dengan cara live streaming. Seru bukan.
Membuka Ruang Zoom
Nah selain live streaming, menggunakan zoom untuk menghadirkan keluarga dan teman yang tidak bisa hadir juga bisa jadi alternatif lain. Bahkan di zoom ini masing-masing tamu undangan bisa memberi ucapan selamat dan doa secara langsung. Foto bersama pun bisa.
Pesta Pernikahan Dengan Nasi Kotakan
Pengen pernikahannya dihadiri orang secara langsung, bisa sih. Tinggal diatur saja keamanannya. Tamu yang hadir diperiksa suhu tubuhnya dan harus memakai masker serta jaga jarak. Mereka datang dan memberi ucapan dari jauh, selfi pun boleh asal dari jauh lalu mengambil nasi kotakan dan souvenir, langsung pulang deh. Aman.
Pesta Pernikahan Drive Thru
Ingin pesta pernikahan lebih rame lagi tapi tetap aman. Drive Thru layaknya layanan di tempat makan fast food ini bisa lho di coba. Tamu undangan tetap di kendaraannya lalu mereka akan melewati petugas penerima tamu dan mengisi daftar hadir. Setelah itu melewati pengantin dan memberi selamat dari dalam kendaraan, selfi pun boleh. Setelah itu menuju tempat makanan untuk mengambil kotakan dan souvenir. Setelah itu pulang deh. Unik kan.
Jadi jika jodoh sudah ada, tak ada halangan untuk menyegerakan menjadi halal, apapun bentuk pesta perayaannya tak jadi masalah. Karena yang indahnya proses menuju halal itu akan lebih bermakna jika dua hati yang saling terpadu melangitkan harapan bahwa mereka akan terus bersama hingga akhirat kelak.
Penutup
Barakallahu laka, WA barakallahu 'alaika wa jama'a bainakuma fii khair. Mudah-mudahan Allah memberkahimu, baik dalam suka maupun duka dan selalu mengumpulkan kamu berdua dalam kebaikan.
Barakallahu laka, mari merayakan cinta.
Menarik bu tulisannya, merayakan cinta di zaman pandemi jadi bisa lebih irit dan sakral ya.
BalasHapusTerharu aku tuh di komen suhu, tulisan ini baru mau dirapiin lagi eh masih ada proyek ngecat rumah. Solusi hemat bangun rumah di masa pandemi, nukang sendiri. 😊😊
HapusKereeeen...solutif banget buat masa pandemi, apalagi buat para jomblo yang bersikukuh mau membiayai sendiri pernikahannya. Ini nih saatnya berhemat
BalasHapusTerima kasih Bu. Maaf masih acak kadut, pengen merayakan aniv Bu. Lilah nih jadi maksa banget
Hapus